Potret Yang Mengungkap Misteri Tersembunyi Timur Tengah

Potret Yang Mengungkap Misteri Tersembunyi Timur Tengah – Sebuah data arsip online baru yang diluncurkan oleh Arab Image Foundation menawarkan perspektif baru tentang Timur Tengah, mengungkapkan momen-momen yang terlupakan dan kisah-kisah yang terkubur.

Dari ciuman sesama jenis dan laki-laki yang berdandan seperti perempuan, hingga potret telanjang dan anak-anak yang berpose dengan senapan, Arab Image Foundation penuh dengan foto-foto mengejutkan dan sensasional dari Timur Tengah. pokerasia

Namun ribuan foto yang mendokumentasikan kegiatan sehari-hari, tradisi yang diabaikan dan cara hidup yang lenyap. Itu yang menjadikannya sumber informasi yang unik dan menarik.

Potret Yang Mengungkap Misteri Tersembunyi Timur Tengah

Selama lebih dari 20 tahun, yayasan telah melestarikan arsipnya, menerbitkan buku-buku dan pameran terorganisir, tapi koleksi-koleksinya sulit diakses oleh publik. sbobet88

Kini, peluncuran platform online baru telah membuat ribuan foto yang sebelumnya tak terlihat, dapat diakses oleh dunia. Platform online tersebut mengungkap momen yang terlupakan dan kisah yang tak terhitung. www.mrchensjackson.com

Yayasan nirlaba ini didirikan di Beirut, Libanon pada tahun 1997 untuk meneliti, melindungi, dan melestarikan sejarah fotografi Afrika Utara, Levant, dan Timur Tengah. Sekarang ini mereka menampung lebih dari 500.000 sumbangan negatif foto dan foto tercetak.

“Kami merupakan suatu platform yang mempertanyakan media fotografi, praktik fotografi, berbagai penggunaan fotografi saat ini dan mendorong batasan-batasan tentang apa itu fotografi,” kata Marc Mouarkech, direktur pelaksana yayasan. “Kami selalu berusaha mendorong terciptanya wacana baru yang terhubung kepada publik kontemporer.”

Di beranda, tautan yang dibuat secara acak menghubungkan pengunjung ke koleksi, fotografer, dan gambar, mendorong penemuan baru di setiap kunjungan.

Foto-foto pun diatur berdasarkan kategori dan dapat dicari dengan kata kunci, memungkinkan mereka yang ingin tahu tentang era, negara atau subjek tertentu untuk dijelajahi secara mendalam.

Pengunjung bisa memperbesar foto untuk mengungkap detail tersembunyi, serta berbagi gambar di media sosial dan menambahkan tag dan informasi mereka sendiri ke situs web.

“Kami mau itu menjadi sesuatu yang dibangun oleh yayasan dan masyarakat pada saat yang sama,” jelas Mouarkech.

Terdapat banyak foto dan negatif foto sudah rusak karena disimpan bertahun-tahun. Alih-alih dipulihkan atau dimanipulasi secara digital, mereka ditampilkan apa adanya dan diperlakukan sebagai artefak sejarah.

Salah satu potret menakjubkan seorang penari balet, diambil oleh fotografer Armenia-Mesir Armand (lahir di Turki pada tahun 1901), ternoda lingkaran putih seperti tanda cap jempol. Kerusakan itu menambah drama pada foto, menciptakan patina halus di atas wajah sang balerina yang terbalik dan gaun putihnya yang sunyi.

Banyak foto mendokumentasikan tradisi yang telah mati. Fotografer Camille el Kareh dikenal karena foto-foto post-mortemnya, yang populer di Libanon utara pada 1920-an dan 30-an.

Secara hati-hati dia mengatur pose jenazah di ranjang kematian mereka, di depan orang yang mereka cintai. Dia menciptakan potret keluarga formal di mana tubuh menjadi pusat perhatian.

Pada satu gambar yang menunjukkan tingginya martabat karyanya, tubuh seorang lelaki tua difoto dalam setelan hitam, dengan bunga-bunga di tangannya yang terlipat dan menutupi mulutnya.

Keluarga dari beliau berbaris di belakangnya, sementara beberapa orang berbondong-bondong masuk bingkai foto di paling kiri, berusaha masuk dalam foto terakhir pria itu.

Di negara Suriah, akademisi dan fotografer Jibrail Jabbur, lahir pada tahun 1900, memotret seorang lelaki. Lelaki Badui di padang pasir Suriah itu mengenakan hiasan kepala putih bersih dan membawa elang berburu.

Karya Jabbur tersebut memberi pengetahuan unik tentang kehidupan sehari-hari kaum Badui Suriah yang menjelajahi padang pasir di awal abad ke-20.

Arsip tersebut mencakup banyak gambar peristiwa dan tokoh bersejarah, dan mendokumentasikan momen-momen penting yang telah diabaikan oleh sejarah, menjelaskan tentang perubahan adat-istiadat sosial selama satu abad.

Suatu potret studio oleh seorang fotografer Mesir anonim, diambil pada awal abad ke-20, memotret dua perempuan muda berkerudung yang berpose. Mereka berdua membuka satu sisi cadar putih mereka, agar wajah mereka dapat difoto.

Mouarkech yakin itu adalah sebuah foto formal paling awal yang diketahui, yang memotret perempuan Arab dengan wajah terbuka.

Penggeseran sikap terhadap tubuh perempuan di Mesir sangat jelas dalam karya fotografer Armenia-Mesir yang produktif, Van Leo.

Ia memotret ratusan foto erotis para penghibur di tahun 1950-an dan 60-an, hanya untuk membakar sebagian besar foto dan negatifnya di oven pada 1980-an menyusul meningkat tajamnya konservatisme agama.

Mengungkap potret

Contoh-contoh potret boudoir yang selamat bisa ditemukan di koleksi AIF, termasuk gambar kontroversial aktris Mesir Nadia Abdel Wahed.

Nadia mengajukan permintaan Van Leo memotretnya dalam 18 pose berbeda sembari melepaskan setiap helai pakaiannya.

Pada sebuah buah foto, yang diambil pada tahun 1959, ia menatap tajam ke arah kamera sambil mengangkat satu kakinya ke udara untuk membuka gulungan stocking-nya, dengan hanya mengenakan baju dalam dan sepatu berhak tinggi.

Laki-laki juga difoto dalam potret setengah telanjang dan bahkan telanjang. Binaraga merupakan hobi populer di pertengahan abad ke-20 dan para pria sering berpose sambil melenturkan otot-otot mereka atau bersantai di sebelah piala mereka.

Sebuah foto, diambil oleh fotografer Mesir Jamal Youssef, menggambarkan tiga pria bercawat putih berpose bangga di sekitar batu yang dipahat kasar, dalam formasi segitiga dengan permainan cahaya yang menonjolkan otot-otot mereka.

Koleksi Mesir lainnya mendokumentasikan tradisi yang masih berkembang, seperti pembuatan manisan lokal.

Saat 1960, fotografer Muhamad Youssef berbaring di bawah selembar kaca untuk memotret seorang pria yang membuat knafeh, kuliner lokal lezat yang menggabungkan pastry manis dan keju lunak.

Wajah koki yang tersenyum dan topi putihnya dikelilingi oleh lapisan pertama ramuannya saat ia menaburkan lingkaran adonan manis ke permukaan kaca.

Potret Yang Mengungkap Misteri Tersembunyi Timur Tengah

Banyak fotografer pemula di wilayah ini bereksperimen dengan komposisi dan teknik. Sebuah gambar lucu, diambil di Betlehem pada tahun 1922 oleh seorang fotografer Palestina anonim, menggunakan teknik overlay untuk memotret orang yang sama di empat posisi berbeda.

Hasilnya, tablo surealis di mana tiga pria berwajah serupa duduk untuk makan, satu di tengah menyeringai sambil mengiris kepala manusia.

Saat periode yang sama ada foto oleh Marie al-Khazen, salah satu fotografer perempuan pertama di Timur Tengah. Dilahirkan di Negara Lebanon pada tahun 1899, ia adalah seorang fotografer dan feminis amatir yang bersemangat.

Komposisi dan kebiasaan avant-garde-nya memotret dirinya sendiri dan perempuan-perempuan lain yang menikmati hiburan pria tradisional, seperti merokok, mengemudi dan berburu, membuatnya menjadi sosok yang menarik dan tidak konvensional.

Sebuah foto karyanya menunjukkan seorang pria dan seorang perempuan menunggang kuda, dengan sang perempuan di latar depan, menjulang di atas pria itu. Gambar eksposur ganda melapisi figur-figurnya dengan lanskap hijau, menciptakan komposisi yang surealis namun indah.

Menyesuaikan dengan sejarah yang bergejolak di wilayah ini, banyak dari foto-foto tersebut menampilkan senjata, tetapi Mouarkech memperingatkan bahwa hal itu kadang-kadang dapat disalahartikan.

Fotografer Libanon Hashem El Madani memotret ratusan foto kehidupan sehari-hari di kota asalnya, Sidon, termasuk puluhan potret pria dan anak-anak yang berpose dengan senjata, diambil pada tahun 1970-an menjelang perang saudara Libanon.

Salah satu foto menampilkan seorang pria berkumis, berpose dengan keffiyeh melilit kepalanya, mengenakan jaket kamuflase dan memegang Kalashnikov.

Yang baru-baru ini, seorang pria yang mengunjungi kantor yayasan terkejut melihat foto yang tergantung di dinding. Dia mengatakan pria itu adalah kakeknya, yang bekerja untuk perusahaan listrik negara.

Walaupun bukan bagian dari milisi, ketika pergi untuk diambil fotonya, ia memilih berpose dengan kostum. “Itu merupakan cara untuk menunjukkan bahwa dia pria macho di depan kamera,” kata Mouarkech.

“Foto-foto tersebut diambil di studio dan menjadi representasi dari maskulinitas tertentu.”

Arsip online yayasan ini dimaksudkan untuk memperluas perspektif Timur Tengah. Mouarkech merasakan bahwa menyediakan akses untuk publik adalah bagian dari tugasnya untuk melestarikannya. “Arsip adalah alat yang perlu digunakan,” kata dia.

“Pelestarian datang dalam berbagai cara. Apabila seseorang anak kecil melihat foto dan itu membantu dia menumbuhkan imajinasinya, atau membuatnya mengingat foto itu karena alasan emosional, untuk kami, ini adalah soal melestarikan materi yang kita miliki, sejarah yang kita pegang, ingatan akan objek dan ingatan tentang wilayah.”